TIPS MENINGKATKAN GAIRAH KERJA

Harus diakui kita memiliki siklus gairah kerja. Saat kita menerima pekerjaan baru yang penuh tantangan, gairah kerja serasa melonjak. Namun, ketika rasa bosan mulai datang, gairah kerja turun perlahan-lahan. Bila hal ini tidak diatasi, maka gairah kerja kita meluncur deras sehingga tanpa sadar kita kehilangannya. Adalah hal yang positif bila kita bisa mengetahui bahwa gairah kerja kita berada di siklus menurun. Anda perlu memompakan semangat baru agar kembali naik, atau setidaknya tidak melorot terus. Berikut, tips untuk memacu gairah kerja yang sedang loyo.

–Tingkatkan kebugaran tubuh.

Seringkali gairah kerja menurun seiring dengan buruknya kebugaran tubuh. Berolahragalah. Lebih baik lagi melakukan permainan olahraga bersama rekan-rekan. Istirahatlah yang cukup. Dan perhatikan pola makan anda.Pastikan anda berangkat ke tempat kerja dalam kondisi bugar dan ceria.

–Pelajari ketrampilan baru.

Rasa bosan dan tak bergairah biasanya dikarenakan buntunya daya kreativitas anda. Pelajarilah ketrampilan dan pengetahuan baru. Temukan minat-minat yang membuat daya hidup anda terang kembali. Begitu daya hidup anda menyala, kreativitas dan gairah kerja pun muncul.

–Bergeraklah lebih cepat.

Melangkahlah lebih cepat. Jangan gunakan elevator. Biarkan otot dan tulang seluruh tubuh anda bergerak. Lakukan segala sesuatunya lebih cepat, tangkas dan lincah.

–Perbarui rasa humor anda.

Carilah kesegaran batin anda dengan humor. Tertawa terbahak-bahak dapat melepaskan ketegangan.

–Bergaulah dengan orang-orang yang bersemangat tinggi.

Carilah inspirasi dari mereka yang memiliki gairah tinggi. Bila anda berdiri dekat api, anda akan merasakan hangatnya. Jangan biarkan rasa malas anda tumbuh subur. Menjauhlah dari para pengeluh dan pesimis.

–Ingatlah integritas anda adalah segala-galanya

Anda tentu tak mau dicap sebagai pemalas, loyo dan tak bertenaga. Integritas adalah motivasi internal yang paling ampuh untuk memacu gairah kerja anda. Bila anda mampu menumbuhkan kebutuhan akan integritas pribadi yang tinggi, maka seluruh hal di atas dapat anda atasi dengan mudah.

TIPS MENGINGAT NAMA SESEORANG

Sebagian orang memiliki kelemahan dalam mengingat nama orang, terutama orang yang baru dikenalnya. Menyebut nama dengan benar adalah pintu pembuka hubungan yang lebih baik. Setiap orang senang bila namanya dikenal dan diucapkan dengan benar. Selain itu betapa rikuknya bila kita bercakap-cakap dengan seseorang yang kita tidak mampu mengingat namanya dengan baik. Mau bertanya, tidak berani. Khawatir dianggap tidak sopan. Oleh karena itu ada baiknya kita melatih diri mengingat nama orang yang baru kita kenal.

–Saat berkenalan dengarkan namanya baik-baik.
Berkenalan bukan hanya berjabat tangan erat dan tersenyum ramah. Atau berbasa-basi sejenak. Simaklah baik-baik namanya.. Orang merasa dihargai bila anda berusaha mengenal dan mengingat namanya.

–Bila perlu, ulangi menyebutkan namanya dengan lengkap.
Ini untuk membantu anda memusatkan perhatian pada nama orang itu dengan benar.

–Bacalah dalam hati berulang-ulang kartu namanya.
Kartu nama adalah sarana terbaik untuk mengingat nama seseorang. Letakkan kartu nama orang itu di hadapan anda selama pertemuan, dan bacalah berulang-ulang dalam hati. Ini akan menancapkan ingatan yang lebih kuat pada benak anda.

–Perhatikan wajah orang itu dan kenali ciri-ciri yang khas
Bantulah ingatan anda dengan mengenali wajah serta ciri-ciri khas yang mengingatkan anda padanya. Seperti, tahi lalat, bentuk hidung, senyumnya, dan lain-lain.

–Hubungkan nama orang dengan obyek tertentu yang mudah diingat
Banyak nama berhubungan dengan obyek tertentu. Misal, nama bulan, tempat, kejadian, orang terkenal, dan lain sebagainya.

–Sebutkan namanya selama pertemuan
Tataplah orang itu dan sebutlah namanya berulang-ulang selama pertemuan. Tak beberapa lama, anda akan menyadari bahwa anda bisa menyebutkan namanya dengan benar kemudian mengingatnya.

–Tutuplah pertemuan dengan menyebut namanya
Untuk menguatkan ingatan anda selepas pertemuan, maka akhiri pertemuan dengan menyapa namanya.

BOLA MASUK KE KANTONG KERTAS

Paul W Cummings

Seorang pemain profesional bertanding dalam sebuah turnamen golf. Ia baru saja membuat pukulan yang bagus sekali yang jatuh di dekat lapangan hijau. Ketika ia berjalan di fairway, ia mendapati bolanya masuk ke dalam sebuah kantong kertas pembungkus makanan yang mungkin dibuang sembarangan oleh salah seorang penonton. Bagaimana ia bisa memukul bola itu dengan baik?

Sesuai dengan peraturan turnamen, jika ia mengeluarkan bola dari kantong kertas itu, ia terkena pukulan hukuman. Tetapi kalau ia memukul bola bersama-sama dengan kantong kertas itu, ia tidak akan bisa memukul dengan baik. Salah-salah, ia mendapatkan skor yang lebih buruk lagi. Apa yang harus dilakukannya?

Banyak pemain mengalami hal serupa. Hampir seluruhnya memilih untuk mengeluarkan bola dari kantong kertas itu dan menerima hukuman. Setelah itu mereka bekerja keras sampai ke akhir turnamen untuk menutup hukuman tadi. Hanya sedikit, bahkan mungkin hampir tidak ada, pemain yang memukul bola bersama kantong kertas itu. Resikonya terlalu besar.

Namun, pemain profesional kita kali ini tidak memilih satu di antara dua kemungkinan itu. Tiba-tiba ia merogoh sesuatu dari saku celananya dan mengeluarkan sekotak korek api. Lalu ia menyalakan satu batang korek api dan membakar kantong kertas itu. Ketika kantong kertas itu habis terbakar, ia memilih tongkat yang tepat, membidik sejenak, mengayunkan tongkat, wus, bola terpukul dan jatuh persis di dekat lobang di lapangan hijau. Bravo! Dia tidak terkena hukuman dan tetap bisa mempertahankan posisinya.

Smiley…! Ada orang yang menganggap kesulitan sebagai hukuman, dan memilih untuk menerima hukuman itu. Ada yang mengambil resiko untuk melakukan kesalahan bersama kesulitan itu. Namun, sedikit sekali yang bisa berpikir kreatif untuk menghilangkan kesulitan itu dan menggapai kemenangan.

CERMIN RETAK PENGKRITIK

Kritiklah terus orang lain. Cari dan temukan kesalahan mereka. Meski mereka melakukan keberhasilan, pasti ada banyak bopeng-bopeng yang menarik untuk diungkapkan. Tunjukkan pada orang banyak, bahwa anda mempunyai tatapan setajam elang untuk menemukan kelemahan orang lain. Dengan demikian anda bisa meletakkan diri setingkat lebih tinggi dari mereka. Lalu, temukan apa yang terjadi pada diri anda.

Ya! Kini anda menjadi cermin yang memantulkan bayangan kelabu dari siapa pun yang anda jumpai. Maka, jangan risau bila takkan ada orang yang berkenan berdiri di hadapan anda. Bukan karena mereka tak mau jujur melihat bayangannya sendiri, namun tak seorang pun suka melihat bayangan yang terpantul dari cermin yang retak. Bila anda terus-menerus mengkritik orang lain, anda menunjukkan keretakan yang ada pada diri sendiri. Tak ada tempat yang pantas bagi pecahan cermin, selain dipendam dalam-dalam agar tak melukai telapak kaki yang berderap melangkah maju.

MENCURI DIRI SENDIRI

Zig Ziglar, See You at the Top

Peristiwa ini terjadi di sebuah toko makanan kecil pada tahun 1887. Seorang pria yang tampak terkemuka berumur lebih kurang 60 tahun membeli lobak hijau. Dia menyerahkan kepada pelayan selembar uang dua puluh dolar dan menunggu kembaliannya. Pelayan toko menerima uang dan memasukkannya ke laci sementara dia mengambil kembalian. Namun betapa terkejutnya ia saat melihat ada bercak tinta pada jarinya yang masih banyak karena memegang lobak hijau. Apakah uang tadi adalah uang palsu? Dia berpikir sejenak untuk memutuskan apa yang akan dilakukannya. Setelah sesaat bergulat dengan masalah itu, dia membuat keputusan. Pembeli itu adalah Emmanuel Ninger, teman lama, tetangga, dan pelanggan. Tentunya orang ini tidak akan memberinya uang palsu. Dia pun memberikan kembalian dan pembeli tersebut pun pergi.

Tetapi, si pelayan toko berpikir kembali karena uang dua puluh dolar merupakan jumlah yang sangat besar pada tahun 1887. Dia lalu memanggil polisi. Seorang polisi merasa yakin bahwa uang dua puluh dolar itu asli. Polisi lainnya kebingungan tentang tinta yang terhapus. Akhirnya, rasa ingin tahu yang dipadukan dengan tanggung jawab memaksa mereka untuk meminta surat penggeledahan atas rumah Ninger. Di rumah tersebut, di loteng, mereka menemukan fasilitas untuk mencetak uang lembaran dua puluh dolar. Bahkan mereka menemukan lembaran uang dua puluh dolar yang masih dalam proses pencetakan. Mereka juga menemukan tiga potret diri yang dilukis oleh Ninger.

Ninger adalah seorang pelukis, dan pelukis yang ahli. Dia begitu ahli, sehingga dia melukis lembaran dua puluh dolar dengan tangan! Dengan teliti, goresan demi goresan, dia menggunakan sentuhan keahliannya sedemikian cermat sehingga dia bisa membodohi setiap orang sampai hari itu.

Setelah dia ditangkap, potret dirinya dijual dalam sebuah lelang umum dan terjual seharga $16.000, berarti lebih dari $5.000 per lukisan. Ironi dari kisah ini adalah bahwa Emmanuel Ninger menghabiskan waktu yang tepat sama untuk melukis uang dua puluh dolar seperti yang dilakukannya untuk melukis potret diri seharga $5.000.

Ya, orang cemerlang yang berbakat ini menjadi pencuri dalam segenap arti katanya. Tragisnya, orang yang paling banyak dicuri adalah Emmanuel Ninger sendiri. Bukan hanya dia seharusnya menjadi orang kaya secara sah bila dia memasarkan kemampuannya, tetapi seharusnya dia bisa membeli begitu banyak kesenangan dan begitu banyak keuntungan bagi sesamanya. Dia termasuk dalam daftar pencuri yang tidak ada habis-habisnya mencuri dirinya sendiri ketika mereka berusaha mencuri dari orang lain.

Apakah kita adalah “Emmanuel Ninger” yang lain, yang memanfaatkan bakat, ketrampilan, dan diri kita hanya untuk menghasilkan $20, padahal sebenarnya kita bisa menghasilkan $5.000?

SEBUAH OLIMPIADE YANG ISTIMEWA

Beberapa tahun lalu, diadakan olimpiade khusus orang-orang cacat di Seattle. Saat itu dilakukan pertandingan lari jarak 100 meter. Sembilan pelari telah bersiap-siap di tempat start masing-masing.

Ketika pistol tanda pertandingan dinyalakan, mereka semua berlari, meski tidak tepat berada di garis lintasannya, namun semuanya berlari dengan wajah gembira menuju garis finish dan berusaha untuk memenangkan pertandingan. Kecuali, seorang pelari, anak lelaki, tiba-tiba tersandung dan terjatuh berguling beberapa kali. Ia lalu menangis.

Delapan pelari mendengar tangisan anak lelaki yang terjatuh itu. Mereka lalu memperlambat lari mereka dan menoleh ke belakang. Mereka semua berbalik dan berlarian menuju anak lelaki yang terjatuh di tanah itu.

Semuanya, tanpa terkecuali.

Seorang gadis yang menyandang cacat keterbelakangan mental menunduk, memberikan sebuah ciuman padanya dan berkata, “Semoga ini membuatmu merasa lebih baik.” Kemudian kesembilan pelari itu saling bergandengan tangan, berjalan bersama menyelesaikan pertandingan menuju garis finish.

Seluruh penonton yang ada di stadion itu berdiri, memberikan salut selama beberapa lama. Mereka yang berada di sana saat itu masih saja tak bosan-bosannya meneruskan kejadian ini. Tahukah anda mengapa? Karena di dalam diri kita yang terdalam kita tahu bahwa: dalam hidup ini tak ada yang jauh lebih Berharga daripada kemenangan bagi kita semua. Yang terpenting dalam hidup ini adalah saling tolong menolong meraih kemenangan, meski kita harus mengalah dan mengubah diri kita sendiri.

MAKAN SAJA DULU ITU SEMUA

Setelah melalui perjalan yang berat dan melelahkan karena harus melewati tiga bukit dan ngarai, sang petani tiba di rumah kyai. Kyai menanyakan maksud kedatangannya.

Petani: “Saya ingin bertanya, apakah kepiting kali itu halal atau haram?”
Kyai: “Sebelum menjawab itu, saya ingin bertanya terlebih dulu, apakah kamu punya empang?”
Petani: “Punya, Kyai.”
Kyai: “Apakah di empangmu dipelihara macam-macam ikan, seperti mujair, tawes, mas, nila, gurami?”
Petani: “Iya , Kyai.”
Kyai: “Apakah kamu juga beternak ayam atau bebek seperti petani di sini?”
Petani: “Iya, Kyai.”
Kyai: “Nah, kalau begitu, makan dulu saja itu semua, janganlah dulu kamu persoalkan kepiting kali. Bukankah ayam, itik, ikan itupun mungkin tak habis kamu makan, jangan kau susahkan hidupmu dengan persoalan kepiting kali.”

Smiley…! Angan-angan menjauhkan kita dari hidup yang sekarang. Bukan persoalan apakah telur atau ayam yang lebih dahulu diciptakan, namun apakah kita bisa memanfaatkan apa yang ada di tangan kita sekarang. Sebutir telur yang nyata-nyata berada dalam genggaman jauh lebih berharga ketimbang seekor ayam di angan-angan.

KEKUASAAN ADALAH TANGGUNGJAWAB

Mereka yang ceroboh menganggap kekuasaan adalah hak bagi setiap orang. Oleh karena itu, mereka berlomba-lomba mendapatkan dan mendekapnya erat-erat. Bila perlu menumbuhkannya jadi sebuah pohon besar yang dipenuhi mitos dan cerita seram penuh kegentaran. Maka tak usah heran, ketika sekelompok orang ceroboh bertemu, tak lain yang mereka ributkan hanyalah membagi ini dan itu. Semata-mata demi sejumput tanah tempat tumbuh semak belukar. Kekuasaan akan jadi mahkota duri yang akan melukai pelipisnya sendiri.

Sedangkan bagi mereka yang bijak, kekuasaan adalah kata lain dari wajah tanggung jawab. Tak ada tempat lain untuk meletakkannya selain di pundak. Bukan di genggaman. Bukan pula di kepalan. Ia harus dimintai keterangan: untuk apa dan bagaimana ia diperankan. Karenanya, kekuasaan tunduk pada kepada siapa yang memberikan, bukan kepada siapa ia diberikan. Mereka yang bijak memikul kekuasaan dengan takjim. Sekali lancung, tak ada yang perlu lagi dipercayakan.

WAJAH KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN

Bila orang lain berhasil, maka akui keberhasilan mereka. Hargai dan hormati apa yang mereka capai. Nyatakan itu setulus hati. Terimalah bahwa keberhasilan mereka adalah keberhasilan mereka. Iri hati, kecewa, dengki, biasanya mudah mengiringi hati mereka yang merasa lebih berhak mendapatkan keberhasilan itu. Meski anda tidak berhasil meraihnya, namun temukan keberhasilan yang lebih besar dalam diri anda, yaitu kebesaran jiwa anda untuk mengucapkan selamat atas keberhasilan mereka.

Keberhasilan selalu menunjukkan banyak wajah. Sayangnya seringkali kita menyebutnya dengan nama-nama yang melemahkan diri sendiri, semisal: kekalahan, kegagalan atau kekeliruan. Kegagalan pun bisa menunjukkan banyak wajah. Sayangnya seringkali kita menyebutnya dengan nama-nama yang mengilusikan kebanggaan diri, semisal: kemenangan, keunggulan atau kebenaran. Karenanya, mungkin lebih baik bila hidup ini tak diukur dengan kemenangan dan kekalahan, keberhasilan dan kegagalan.

TEMUKAN CINTA ANDA

Bila anda tak mencintai pekerjaan anda, maka cintailah orang-orang yang bekerja di sana. Rasakan kegembiraan dari pertemanan itu. Dan, pekerjaan pun jadi menggembirakan. Bila anda tak bisa mencintai rekan-rekan kerja anda, maka cintailah suasana dan gedung kantor anda. Ini mendorong anda untuk bergairah berangkat kerja dan melakukan tugas-tugas dengan lebih baik lagi. Bila toh anda juga tidak bisa melakukannya, cintai setiap pengalaman pulang pergi dari dan ke tempat kerja anda. Perjalanan yang menyenangkan menjadikan tujuan tampak menyenangkan juga. Namun, bila anda tak menemukan kesenangan di sana, maka cintai apa pun yang bisa anda cintai dari kerja anda: tanaman penghias meja, cicak di atas dinding, atau gumpalan awan dari balik jendela. Apa saja.

Bila anda tak menemukan yang bisa anda cintai dari pekerjaan anda, maka mengapa anda ada di situ? Tak ada alasan bagi anda untuk tetap bertahan. Cepat pergi dan carilah apa yang anda cintai, lalu bekerjalah di sana. Hidup hanya sekali. Tak ada yang lebih indah selain melakukan dengan rasa cinta yang tulus.

JANGAN TAKUT BERSAING

Apakah persaingan bisnis itu? Sepuluh pedagang rambutan berderet-deret di tepi jalan menjajakan buah yang sama. Sepanjang hari mereka sama-sama berpanas-panas di sana. Setiap malam mereka pun berdesak-desak meringkuk di pondokan yang sama. Mereka bisa saling berkumpul tanpa terlalu menghiraukan apa itu persaingan bisnis. Cukuplah bagi mereka jika bisa membawa pulang beberapa lembar keuntungan di usai musim rambutan. Bahkan mereka berasal dari desa yang sama dan datang ke kota ini untuk mencari sejumput pencaharian.

Namun ketika usaha semakin membesar, harapan akan laba membukit, dan ketakutan akan rugi menggunung. Di saat itu dikenallah sebuah permainan: kipas bara persaingan. Maka kebersamaan pun hangus. Ternyata bukan karena kecil kita takut, karena mempertahankan kebesaranlah yang membuat kita gentar. Lebih buruk lagi, bila karena takut kita jadi licik dan picik. Mari jaga semangat bersaing – bersaing dalam kebersamaan.