Kepribadian dari Bentuk Bibir

Untuk mengetahui bagaimana kepribadian Anda versi cetakan bibir ini, coba kenakan lipstik yang cukup tebal, lalu tempelkan ke permukaan kertas

Untuk mengetahui bagaimana kepribadian Anda versi cetakan bibir ini, coba kenakan lipstik yang cukup tebal, lalu tempelkan ke permukaan kertas

Jika diamati, setiap orang memiliki bentuk bibir yang berbeda-beda. Dalam buku Lipsology: The Art and Science of Reading Lip Prints, Jily Eddy mengungkapkan bahwa cetakan bentuk bibir mencerminkan kepribadian setiap orang. Untuk mengetahui bagaimana kepribadian Anda versi cetakan bibir ini, coba kenakan lipstik yang cukup tebal, lalu tempelkan ke permukaan kertas. Kemudian buktikan kebenaran kata-kata Eddy ini:

1. Bergelombang
Bentuk bibir yang bergelombang atau tak beraturan menandakan sifat yang kreatif dan romantis. Bibir bagian atas yang berbentuk V dan terpecah-pecah menandakan sisi romantis Anda, gemar makan, dan memiliki selera yang tinggi dalam memasak.

2. Rata dan rapat
Bentuk cetakan bibir yang rapat dengan tonjolan kecil di lekukan bibir bagian atas menunjukkan sikap tertutup dan penuh kasih. Ruang yang kecil di antara bibir menunjukkan sikap keras kepala dan sulit mendengarkan orang lain. Hal ini disebabkan Anda merasa tahu apa tujuan Anda, dan bagaimana cara melakukannya, sehingga kurang menerima masukan lain. Read more of this post

Self Esteem atau Penilaian Terhadap Diri Sendiri

Dalam berkarir dan menjalani rotasi kehidupan sering kali kita mendengar kata self esteem , yaa self esteem sangat mempengaruhi akan kesuksesan seseorang. Bagaimana kita sebagai profesional memandang self estem pada diri kita ? Mungkin bagi sebagian kaum awam masih belum mengerti akan fungsi self esteem dan pengertian self esteem.

Self esteem merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri, baik berupa penilaian negatif maupun penilaian positif yang akhirnya menghasilkan perasaan yang membawa kepercayaan diri dalam mejalani kehidupan.

5 tips dalam meningkatkan self esteem:

Tentu saja dalam diri kita memiliki self esteem yang positif. Dan dalam karir, hal demikian akan sangat membantu. Sebab dengan memandang diri secara positif, kita akan semakin percaya diri. Itulah karenanya kita harus berupaya meningkatkan self-esteem. Tentunya dengan tetap memproposional sehingga tidak terkena seindrom over confidence yang justru malah sering merugikan diri kita. Read more of this post

Rahasia Kesuksesan Bangsa Jepang

Negara ini pernah dua kali dibom oleh sekutu, terlibat konflik horizontal, dan diancam kelaparan, tapi puluhan tahun kemudian menjelma menjadi negara kuat di Asia, bahkan dunia. Apa rahasia yang membuat mereka bisa berkembang dengan sangat pesat?

Ada banyak faktor yang membuat bangsa Jepang lebih maju. Tentunya kita dapat mencontoh dan menerapkannya pada keseharian kita. Berikut ini adalah lima hal yang membuat bangsa Jepang maju :

  1. Pekerja Keras

    “Di dunia ini tidak ada orang yang gagal, yang ada hanyalah orang yang malas”. Read more of this post

Tunjukan Diri Saat Meeting

Bagi sebagian orang, rapat adalah momen mengerikan yang selalu ingin dihindari. Namun sebenarnya, rapat justru ajang yang paling tepat untuk menunjukkan potensi, belajar dan mengembangkan diri. “Di sinilah kita dapat belajar cara menganalisis masalah. Rapat juga membuat kita bisa mempelajari cara berpikir orang lain, termasuk yang lebih senior,” demikian alasan Rudy Arief, psikolog.

Rapat menjadi suatu hal yang penting dan tak boleh dilewatkan, karena tujuannya adalah untuk kemajuan perusahaan. Umumnya, dalam sebuah rapat dibahas evaluasi tentang kinerja yang telah dilakukan, analisis kekurangan dan kelemahan, strategi perencanaan, dan lain sebagainya. Untuk itu dibutuhkan ide dan pemikiran seputar langkah yang akan diambil oleh perusahaan, baik untuk jangka panjang ataupun jangka pendek. Read more of this post

Menjadi Anggota Tim yang Positif

Mike Pegg

Kalau semua tim memiliki kemampuan sama, maka tim yang memiliki sikap paling baiklah yang akan memperoleh hasil terbaik. Sikap itu terbentuk dari orang-orang yang tergabung dalam tim tersebut. Berikut ini ada sepuluh langkah yang dapat anda lakukan untuk menjadi seorang anggota tim yang baik.

–Pastikan anda ingin bekerja dalam sebuah tim.
Tanyakan pada diri sendiri, apakah anda benar-benar ingin menjadi anggota sebuah tim. Ada orang yang lebih suka bekerja bagi dirinya sendiri, ada yang lebih suka menjadi pemimpin, dan ada yang memilih bekerja dalam suatu tim. Sebelum anda dapat menjadi seorang anggota tim yang positif, yakinkan bahwa anda benar-benar ingin bekerja sebagai anggota sebuah tim.

–Pilihlah tim yang positif.
Agar anda dapat berperan secara positif, anda perlu lingkungan yang positif. Bekerjalah dalam sebuah organisasi yang Read more of this post

Saya Sangat Beruntung

Anda tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dalam hidup Anda. Oleh karena itu, sebaiknya Anda selalu memilih untuk melakukan yang terbaik. Ketika Anda menyadari hikmah di balik suatu kejadian, Anda akan mendapati bahwa Anda sungguh-sungguh beruntung. Penting atau tidak peristiwa yang Anda alami, yang perlu Anda pahami adalah makna di balik kejadian tersebut.

1. Bantuan dari orang tak dikenal
Banyak kisah yang muncul dari bagian ini. Ketika Anda pulang naik taksi karena jatuh sakit, namun di taksi kondisi Anda semakin parah. Untunglah, Anda menemukan supir baik hati yang lalu membawa Anda ke rumah sakit. Atau ketika Anda lupa membawa dompet saat menumpang kendaraan umum, dan seorang ibu membayarkan ongkos untuk Anda. Atau ketika si kecil terlepas di keramaian, namun Anda berhasil menemukannya dengan selamat setelah seorang anak muda mengantarnya ke bagian informasi dan mengumumkan keberadaannya. Semua hal ini membuat Anda lega, dan bersyukur karena masih ada orang yang peduli dengan orang lain di dunia ini. Read more of this post

Membuat Lingkungan Mendukung Anda untuk Sukses

Kita harus menyadari bagaimana kondisi maupun keadaan ruang lingkup lingkungan di sekitar kita. Dengan sadar akan lingkungan maka akan dapat diambil energi positif untuk membentuk pola pikir kita. Sehingga kita bisa mengambil keputusan-keputusan strategis yang mendukung usaha dan tindakan untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal lagi.

Berikut ini langkah-langkah agar lingkungan dapat membuat kita sukses :

1. Jangan biarkan kekuatan negatif menindas kita, misalkan orang yang mengatakan anda tidak mungkin bisa melakukannya……yang akan membuat anda berpikir kalah. Tetapi buatlah lingkungan disekitar anda bekerja untuk anda, bukan melawan anda.

2. Berkujunglah atau bergabunglah ke kelompok-kelompok baru….sehingga kita bisa menemukan hal-hal yang baru dan merangsang untuk dikerjakan.

3. Singkirkan racun pikiran keluar dari lingkungan kita. Hindari gossip. Bicaralah tentang orang lain, tetapi tetap mengenai sisi positifnya.

4. Gunakan segalanya yang kelas satu. Dalam hal ini kita harus memikirkan jangka panjang, karena mengunakan yang kelas satu pada akhirnya akan lebih murah dari pada yang kelas dua. Orang akan menilai mutu kita, sering, mungkin tanpa sadar. Dan biayanya tidak lebih mahal, sering malah lebih murah, coba anda bandingkan dengan yang kelas dua.

5. Jangan biarkan orang yang berpikir kecil menahan anda. Jangan beri mereka kepuasan. Karena orang yang dengki ingin melihat anda tersandung dalam kegagalan.

6. Dapatkan masukan-masukan atau nasehat dari orang yang berhasil.

Kesalahan Fatal Seorang Pemimpin

Kekeliruan PEMIMPIN Yang FATAL

Kekeliruan PEMIMPIN Yang FATAL

Kesuksesan sebuah usaha bisa dilacak dari pemimpinnya. Edwin H. Friedman mengatakan, “Kepemimpinan bisa dianggap sebagai kapasitas untuk menentukan diri sendiri dengan orang lain, dengan cara yang jelas dan memperluas visi masa depan.” Penting untuk mengenali apa yang positif dan efektif di masing-masing pemimpin, tapi juga penting untuk menyadari hambatan yang mungkin dihadapi. Kepemimpinan yang sukses berkembang dari waktu ke waktu, dan hanya bisa ditingkatkan dengan pengetahuaun bagaimana mendiagnosa dan memperlakukan pemimpin.

Setiap pemimpin yang berpandangan ke depan semestinya memahami bahwa sumber daya yang tak ternilai dalam setiap perusahaan adalah potensi manusianya. Sebagai pemimpin, ia bertanggung-jawab untuk mengembangkan bakat yang sangat luas tersebut. Sebegitu pentingnya unsur sumber daya manusia, seorang eksekutif puncak di sebuah perusahaan besar di Amerika pernah berujar: “Ambilah semua harta saya, asal bukan organisasinya. Maka dalam lima tahun kedepan saya akan bisa memperoleh semuanya kembali.”

Masalahnya, tidak semua pemimpin mampu mengelola perusahaannya dengan benar. Menurut catatan Steven Brown yang telah bertahun-tahun bertugas sebagai konsultan, setidaknya ada beberapa kesalahan fatal yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Kesalahan tersebut adalah:

1. Gagal Mengembangkan Orang

Salah satu tujuan utama manajemen adalah kelangsungan bisnis itu sendiri, meski ada perubahan waktu dan orang-orang yang mengelolanya. Itu artinya, jika suatu saat perusahaan yang anda bangun akhirnya menjadi runtuh setelah anda tinggalkan, maka anda layak merasa bersalah dan gagal dalam mengembangkan estafet kepemimpinan.

Sering terjadi, karena berbagai alasan, tidak percaya kemampuan seseorang, misalnya seorang pemimpin merasa perlu melakukan segala sesuatunya sendiri. Tidak ada pelimpahan wewenang dan kekuasaan. Akibatnya, selain disibukkan oleh urusan yang sebenarnya tidak perlu, pemimpin tadi secara tidak sadar telah melewatkan kesempatan untuk menciptakan kader-kader pemimpin baru.

Jika anda ragu mengenai perlunya membangun people sekuat mungkin, berikut bisa menjadi gambaran. Seseorang memulai sebuah usaha, dan usaha itu terus bertahan selama ia masih bekerja. Lalu, perusahaan itu perlahan-lahan lenyap setelah para penggantinya menggantikan selama kurang lebih setengah jangka waktu kerja suatu generasi.

2. Mengendalikan Hasil, Bukan Mengendalikan Cara

Cara berpikir seseorang tentu berbeda-beda. Ini pula yang menjadi sebab mengapa beberapa orang bisa lebih produktif ketimbang yang lain. Kebanyakan pemimpin sering memukul rata mengenai unjuk kerja karyawannya. Terlebih lagi untuk pekerjaan-pekerjaan yang sangat mudah terlihat hasilnya, seperti bidang penjualan.

Padahal setiap karyawan, seperti tadi sudah disinggung memiliki cara pandang dan perasaan yang berbeda-beda untuk suatu masalah. Karena itu untuk menghindari persepsi yang keliru itu, seorang pemimpin mesti melihat dalam sebuah kerangka rangkaian yang utuh, yakni melalui pikiran, perasaan atau akal budi, kegiatan dan lama-lama menjadi kebiasaan, lalu memberikan hasil. Jika rangkaian tersebut dipergunakan, maka pemimpin akan dengan mudah melakukan perubahan drastis dalam membangun produktifitas karyawan.

3. Bergabung dengan Kelompok yang Keliru

Poin utama pada masalah ini adalah bagaimana seorang pemimpin mengembangkan sikap, terutama tentang kesetiaan. Seorang pemimpin sering dijadikan sebagai pejuang bagi orang-orang yang melawan kebijakan, tujuan dan sasaran perusahaan.

Jika hal itu terjadi, anda harus menolak sekalipun yang mengajak anda adalah seorang pemimpin sejawat anda atau sekumpulan beberapa karyawan.

4. Seragam dalam Mengelola Orang

Pemimpin yang mengelola anak buahnya dengan cara yang sama atau satu teknik saja, seringkali mengalami kekecewaan. Pemimpin yang baik mestinya peka terhadap perbedaan dan kepribadian masing-masing staf.

Oleh karena itu, pemimpin harus menyadari dan memanfaatkan perbedaan tersebut sebagai sebuah kekuatan.

5.  Melupakan Pentingnya Laba

Tujuan utama sebuah organisasi adalah menjaga kelangsungan organisasi tersebut. Untuk tujuan tersebut, perusahaan mestilah meraih laba untuk membiayai kelangsungan tersebut. Seringkali terjadi, di perusahaan masing-masing divisi merasa lebih penting ketimbang divisi yang lain. Hal ini bisa membuat seorang pemimpin tidak fokus dan akhirnya melupakan pentingnya laba.

6. Terpaku Pada Persoalan, Lupa Tujuan

Salah satu alasan mengapa seorang pemimpin tidak efektif adalah karena ia terpaku pada masalah-masalah sederhana, misalnya kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan anak buahnya atau orang lain.

Daripada membuang-buang energi untuk mencari-cari kesalahan orang lain, tentu lebih baik jika seorang pemimpin melakukan pendekatan lain. Misalnya dengan mencari tahu, apa yang mempengaruhi prestasi seseorang.

7. Bersikap Sebagai Sesama, Bukan Pemimpin

Usai jam kantor, banyak pemimpin perusahaan yang ingin bersikap sebagai orang biasa seperti sesama karyawan yang lain. Kemudian esok paginya ia akan bersikap sebagai pemimpin lagi. Banyak karyawan yang tidak bisa menerima sikap seperti itu. Seorang pemimpin memang harus memilih: menjadi pemimpin atau menjadi sesama karyawan. Tidak ada jalan tengah dalam situasi seperti itu.

Alasannya sederhana, kalau tindakan seorang pemimpin terhadap karyawan sembrono, maka sebenarnya ia tidak hanya tidak menghormati karyawannya. Lebih dari itu ia juga telah mengajarkan kepada karyawan untuk tidak menghormati atasannya. Seorang pemimpin tidak boleh terjebak pada perannya sebagai sahabat, atau psikiater. Tugas pemimpin adalah bagaimana mengelola kehidupan sebuah perusahaan.

8. Gagal Menentukan Standar

Banyak pemimpin yang tidak menyukai konsep menentukan standar. Bahkan mungkin mereka ingin menghindari pembicaraan tentang hal itu, karena mereka menilai standar sebagai cara untuk menghukum mereka yang gagal memproduksi atau yang tidak kompromistis.

Orang yang beranggapan demikian sebenarnya tidak memahami salah satu kunci perusahaan yang dikelola dengan baik. Perusahaan memang tidak usah memaksa orang untuk tunduk kepada sederetan panjang peraturan, tetapi ia harus mempunyai sasaran untuk membangun kebanggaan pribadi dan perusahaan.

Mudah-mudahan artikel ini dapat menjadi motivasi berbuat yang terbaik dan bahan otokritik bagi TS sendiri maupun kita semua, karena setiap diri adalah pemimpin yang akan selalu dimintai pertanggungan jawabnya kelak. (thanks to kaskus)

Kurir Yang Istimewa

Suasana hari Jumat di sebuah kantor, tampak sebagian karyawan kurang bersemangat. Hal ini disebabkan karena sudah dekat waktunya para pegawai libur akhir pekan.

Hari itu, office boy kantor tersebut, tiba-tiba tidak masuk kerja. Padahal, ada kebutuhan mendesak untuk mengirim sejumlah dokumen penting ke relasi di luar kota, yang biasanya dikerjakan oleh si office boy tersebut. Demi menghemat waktu, maka kantor itu memutuskan menggunakan jasa kurir untuk mengirim dokumen penting tersebut.

Tak lama menunggu, nampak seseorang dari perusahaan jasa kurir yang ditugaskan datang untuk mengambil dokumen itu. Namun, sungguh pemandangan yang mengagetkan. Kurir yang datang adalah seorang yang cacat. Ia tidak mempunyai kaki. Kedua penyangga tubuhnya buntung hingga sebatas lutut. Untuk berjalan, ia menggunakan bantuan papan yang diberi roda kecil untuk menopang tubuhnya. Dengan papan itu, ia bisa berjalan sambil mengayunkan tangan. Papan itu juga berfungsi untuk menaruh barang yang akan dikirimkan oleh pelanggan jasa kurir tempatnya bekerja.

Melihat kondisi sang kurir, orang-orang di kantor itu spontan keheranan. Ada yang merasa kasihan, namun ada pula yang mengungkapkan kejengkelannya. Jengkel pada perusahaan kurir, mengapa orang cacat yang dikirim untuk tugas seperti itu. Namun, mereka juga merasa kasihan melihat perjuangan si cacat karena harus bersusah payah demi hidupnya.

Tapi, rasa kasihan itu segera berubah menjadi rasa kagum sekaligus hormat. Rasa itu muncul ketika salah satu pegawai menawarkan bantuan untuk mengambilkan dokumen yang akan dikirim yang kebetulan masih berada di lantai dua.
“Mas, tunggu disini saja, biar saya yang ke atas menggambilkan dokumennya untuk Mas…. Kasihan kan, mas harus mengambil ke lantai dua,” sebut pegawai itu.
“Jangan ..jangan Pak. Biar saya sendiri yang mengambil ke atas. Sudah biasa kok. Tak perlu merepotkan Bapak. Tapi, terima kasih atas kebaikannya,” jawab kurir itu.
“Nggak kok…tidak apa-apa. Tidak merepotkan. Mas tunggu di sini saja, sebentar lagi saya ambilkan ke atas…,” sergah si pegawai.
“Maaf Pak. Bukan saya tidak mau dibantu. Tapi ini sudah tugas saya, dan saya juga sudah biasa kok. Lagipula, kalau setiap orang membantu saya, malah saya nanti jadi pemalas dan tidak bisa berbuat apa-apa karena terbiasa menggantungkan diri pada bantuan orang lain,” sebutnya lugu, tanpa bermaksud mengada-ada.
Setelah itu, tak lama ia pun segera memulai aksinya mengayunkan tangan dengan lincah, mendorong tubuhnya menaiki tangga satu persatu.

Pegawai yang menyaksikan kejadian itu pun terdiam dalam kekaguman. Orang cacat itu telah memberi sebuah pelajaran yang sangat berharga. Meskipun cacat, dia tidak ingin dikasihani. Meski punya kekurangan, dia memiliki semangat juang yang luar biasa untuk bekerja dan mandiri.

Kejadian itu, sungguh membuat sebagian pegawai yang tadinya bermalas-malasan merasa malu. Sebab, mereka yang bertubuh normal merasa kalah semangatnya dengan orang yang bertubuh cacat. Maka, semua pekerja di kantor itu pun segera bergegas untuk kembali menyelesaikan pekerjaannya, kali ini dengan semangat yang menggebu-gebu.

Pembaca yang berbahagia,

Pada kondisi dan hal-hal tertentu, mungkin kita membutuhkan bantuan orang lain. Bahkan, kita tidak bisa hidup tanpa adanya orang lain. Sebab, kehidupan di antara manusia merupakan hidup saling ketergantungan satu sama lain.

Namun, kita akan menjadi lemah kalau kita hidup hanya dengan menunggu, apalagi menggantungkan belas kasihan orang lain.
Ingat!

Jati diri manusia ditandai dengan keberanian bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.

Maka, bagaimanapun dan apapun kondisi kita saat ini, kita harus mampu belajar dan membangun sikap mental kemandirian. Dengan begitu, keberadaan kita di dunia ini akan mempunyai nilai tersendiri (by Andrie Wongso)

Kunjungi juga :
Blog Motivasi
Blog Kesehatan
Blog Teknologi

Berpikir Kecil untuk Sesuatu yang Besar

“Satu hal yang membuat perbedaan besar dalam hidup Anda adalah menemukan pelajaran baru dari apa yang selama ini Anda pikir sudah Anda ketahui semua. Kesadaran bahwa tidak ada sesuatu yang final di dunia ini, bahwa ternyata Anda harus terus belajar karena tidak mungkin Anda bisa tahu semua, ini-lah yang akan membuka kesuksesan lebih besar lagi dalam hidup Anda.”~Ralph Lynn~

 

 

“Size doesn’t matter”
Kita masih percaya itu? Bisa iya. Bisa juga tidak, sih. Yang jelas, dengan berpikir besar kita terdorong untuk menjadi pribadi besar dengan pencapaian yang besar. Kita sudah sejak lama memahami hal itu. Kali ini saya ingin mengajak Anda untuk melakukan sebuah eksperimen yang sebaliknya. Apakah itu? Berpikir kecil. Lho, kok berpikir kecil? Bukankah semua orang ingin menjadi besar dan sangat mendambakan ukuran yang besar-besar? Betul, tetapi faktanya kita sering sekali membutuhkan yang kecil-kecil. Bahkan ketika sedang berhadapan dengan suatu masalah, kita dinasihatkan, jangan membesar-besarkan hal yang kecil-kecil.

Kegandrungan kita terhadap teknologi nano adalah fakta tidak terbantahkan lainnya bahwa semakin hari, kebutuhan manusia semakin mengarah kepada “hal-hal yang kecil”. Sebagian besar perangkat pendukung kehidupan kita dibuat menjadi semakin kecil, semakin compact, dan semakin percayalah kita bahwa semuanya semakin sesuai dengan kebutuhan kita yang sesungguhnya. Hal ini menunjukkan bahwa disadari atau tidak, sesungguhnya saat ini tengah terjadi “revolusi” dimana “yang kecil” mengambil alih peran dominan “yang besar”. Dalam cara berpikirpun, sudah saatnya kita menyesuaikan diri dengan arus “revolusi” itu. Bagi Anda yang tertarik menemani saya bereksperimen dengan cara berpikir kecil.

Saya ajak untuk memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:

1. Membangkitkan Sikap Rendah Hati
Pernahkah Anda melihat seseorang patantang petenteng sekalian membangga-banggakan ‘kebesaran’ dirinya? Bagaimana kesan Anda terhadap orang itu? Kita bisa menilai orang dari cara berjalannya, cara berbicaranya, juga dari caranya memperlakukan orang lain. Sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang yang mengira dirinya besar cenderung terjebak oleh ‘jubah kebesarannya’ sehingga mereka harus mengimbangi ‘kebesaran’ itu dengan semakin membesarkan egonya sendiri. Sebaliknya, orang-orang yang merasa dirinya masih kecil meskipun pencapaiannya sudah sangat besar tetap bisa bersikap rendah hati. Kepada siapa Anda menaruh rasa hormat paling tinggi; mereka yang mengira dirinya besar dan bersikap arogan; atau kepada orang-orang yang memiliki pencapaian tinggi namun tetap bersikap rendah hati? Meskipun Anda sudah berhasil memperoleh pencapaian tinggi, tetapi berpikirlah kecil; karena diatas gunung masih ada gunung. Dan dengan kesadaran itu, Anda memupuk sikap rendah hati.

2. Merangsang untuk bermain di “playing ground” yang lebih besar
Mungkin Anda pernah bertemu dengan seseorang yang pencapaian hidupnya termasuk luar biasa. Namun dia berkata begini;”Saya ini belum ada apa-apanya, Mas….” Hanya karena berendam didalam bathtub, tidak berarti bahwa kita sudah menjadi orang yang besar. Mengapa? Bukan karena kitanya yang besar, tetapi bathtub-nya yang kecil. Berenanglah di kolam, maka tubuh Anda tidak lagi bisa menutupi semua permukaannya. Bersampanlah di sebuah danau, maka Anda akan tahu besarnya diri Anda itu masih terlalu kecil untuk luasnya danau. Dan berlayarlah di samudera, maka Anda akan lebih sadar bahwa diri kita ini tidak ada apa-apanya dihadapan jagat raya. Maka sekarang saya mengerti, mengapa orang-orang yang berhasil menjaga dirinya untuk tetap rendah hati tidak pernah berhenti untuk terus berprestasi. Semakin besar pencapaian mereka, semakin sadar betapa kecilnya mereka. Dan semakin terdoronglah mereka untuk bermain di ‘playing ground’ yang lebih besar. Jadi, jika Anda sering merasa diri sudah sangat besar, mungkin Anda perlu ikut mereka yang bermain di ‘playing ground’ yang lebih besar.

3. Segala hal besar dibangun dengan komponen-komponen kecil
Sebesar apa rumah tinggal Anda? Tidak akan sebesar itu tanpa butiran-butiran pasir. Sebesar apa perusahaan Anda? Tidak akan bisa besar seperti sekarang jika tidak ada ‘orang-orang kecil’ yang mau bekerja untuk Anda. Seberapa besar gaji yang Anda terima? Tidak akan sebesar itu jika tanpa kontribusi orang-orang bergaji lebih kecil yang Anda pimpin. Faktanya, semua hal besar yang ada dalam kehidupan kita dibangun dengan komponen-komponen kecil. Semoga hal ini semakin memperkuat kesadaran kita bahwa kebesaran yang saat ini kita miliki adalah hasil dari kontribusi peran-peran kecil yang mungkin sering tidak kita sadari bahkan mungkin terabaikan. Dengan kesadaran ini, maka kita bisa menjadi pribadi yang tetap berpijak diatas bumi. Terutama ketika berhadapan dengan orang lain yang kita nilai ‘kecil’ dihadapan kita.

4. Membangun rasa percaya diri
Salah satu masalah yang paling sering menghambat kesuksesan seseorang adalah rendahnya rasa percaya diri. Percayalah, sekecil apapun peran yang bisa kita mainkan pasti akan memberi dampak yang besar jika kita melakukannya dengan kesungguhan. Cobalah perhatikan orang-orang yang paling sukses di kantor Anda. Sebagian terbesar mereka adalah ‘mantan orang kecil’ seperti Anda beberapa belas atau puluhan tahun sebelumnya. Jadi, sungguh tidak relevan jika sekarang kita membanding-bandingkan diri dengan mereka. Berfokuslah dengan kemampuan diri Anda, mengoptimalkan penggunaannya, dan perbaikilah apa yang kurang didalamnya. Lama kelamaan, Anda akan memiliki kemampuan yang sama baiknya dengan mereka yang sudah menjadi besar. Bahkan, boleh jadi Anda bisa melampaui pencapaian mereka. Apakah Anda masih merasa minder dengan pencapaian kecil yang hari ini Anda dapatkan? Jika demikian, pupuklah rasa percaya diri Anda. Dan berfokuslah untuk mengaktualisasikan hal terbaik didalam diri Anda, dalam setiap karya yang Anda persembahkan.

5. Hal-hal kecil yang konsisten lebih berdampak daripada hal besar sekali tembak
Dalam banyak hal, kita sering tergoda untuk melakukan sesuatu yang ‘besar’ namun angin-anginan. Ketika semangat kita sedang memuncak, kita begitu menggebu-gebunya melakukan sesuatu. Begitu kita bosan? Kita mencampakkannya begitu saja. Pergilah ke fitness center setahun sekali. Lalu berolah ragalah sampai seluruh tenaga Anda terkuras habis dan setiap tetes keringat Anda mengering. Alih-alih menjadi sehat, Anda malah beresiko terkena serangan jantung. Begitu pula dalam aspek kehidupan kita yang lainnya. Kita tidak akan mungkin menghasilkan sesuatu yang benar-benar berdampak dengan melakukan hal besar sekali tembak. Melakukan hal kecil secara konsisten, itulah yang bisa membangun kemampuan terbesar kita. Membaca buku bagus, misalnya. Jika langsung lahap semuanya, maka kepala Anda akan pusing. Tetapi jika dicerna perlahan-lahan; Anda akan mampu memahaminya dengan baik. Saat menjalani hidup, lebih baik melakukan hal-hal kecil secara konsisten daripada mengerjakan hal besar namun hanya sekali tembak.

Berpikir kecil bisa membantu kita untuk menuju kepada pencaian yang semakin tinggi. Pada saat yang sama, berpikir kecil juga menjaga diri kita untuk tetap berada dalam sikap bersahaja dan kerendahan hati. Sebab, dengan berpikir kecil; kita tetap bisa melihat peran orang-orang kecil. Dan semakin hari, kita semakin menyadari bahwa sebesar apapun kita, sungguh sangat kecil dihadapan Dia Yang Maha Besar.

Mereka yang memiliki pencapaian tinggi namun tetap rendah hati, jauh lebih indah perangainya dibandingkan mereka yang sudah merasa dirinya terlalu besar untuk mengakui peran orang-orang kecil terhadap kebesaran dirinya.
Mari Berbagi Semangat!

Kunjungi juga :
Blog Motivasi
Blog Kesehatan
Blog Teknologi

Kepribadian dan Karir

Seperti apakah kepribadian Anda? Apakah kepribadian Anda cocok dan nyaman dengan pekerjaan yang kini tengah Anda jalani? Kalau belum, dalami kepribadian Anda agar bisa mendapatkan karir yang tepat.

Selain keterampilan yang dimiliki, kepribadian ternyata juga bisa dijadikan ukuran untuk memilih karir yang tepat. Menurut teori psikologi yang ada dan sudah diterima di kalangan luas, ada 6 tipe kepribadian manusia yang bisa dijadikan ukuran untuk menentukan bagaimana sebaiknya orang tersebut mencari pekerjaan yang tepat untuknya. Berikut 6 tipe kepribadian tersebut beserta saran para ahli untuk pekerjaan yang tepat untuknya.

1. Pekerja
Tipe seperti ini adalah tipe orang yang puas jika berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Mereka suka kegiatan fisik dan bekerja dengan tangannya. Karena tipe pekerja adalah orang yang termotivasi jika mendapatkan pujian. Orang dengan tipe ini menetapkan target per hari atau per minggu, misalnya dengan membuat target menyelesaikan tiga pekerjaan per hari.

2. Pemikir
Mereka adalah orang yang selalu penasaran dengan apa yang terjadi di dunia. Mereka adalah orang yang senang menganalisis dan menggunakan berbagai metode untuk memecahkan masalah. Gunakan rasa keingintahuan dan daya analisis tersebut untuk mencari perusahaan dan posisi yang baik bagi masa depan Anda.

3. Persuader
Mereka adalah orang-orang yang senang berbincang dan memengaruhi orang lain. Karena itulah, penampilan mereka tampak percaya diri dan memiliki kualitas sebagai seorang pemimpin. Orang-orang seperti ini, pandai mencari celah dan mampu mendapatkan pekerjaan yang terbaik. Mereka bisa menjual kelebihan mereka saat sedang melakukan networking atau wawancara kerja.

4. Koordinator
Mereka adalah orang yang peduli terhadap detail. Mereka senang mengorganisasi dan ingin semua hal berjalan dengan lancar. Karena mereka adalah orang yang mampu mengumpulkan semua elemen hingga menjadi sebuah sistem yang berjalan efektif, elemen-elemen atau orang-orang yang bekerja di bawah panduannya ialah harta tak ternilai. Jalin kerja sama yang baik dengan orang-orang itu karena mereka adalah jalan bagi perkembangan karir atau bisnis bagi tipe koordinator.

5. Kreator
Mereka adalah orang-orang dengan pemikiran yang orisinal, kreatif, dan mudah menyesuaikan diri. Mereka juga senang berpikir “out of the box”. Gunakan kelebihan beradaptasi saat mencari pekerjaan. Jangan ragu mencari pekerjaan di luar latar belakang pendidikan atau pekerjaan yang sama sekali baru karena pekerjaan baru tersebut bisa jadi akan membuat pikiran Anda semakin kreatif.

6. Penolong
Mereka adalah orang yang punya jiwa sosial tinggi, senang membantu orang lain, dan senang memberi saran bagi kebaikan orang lain. Mereka punya tingkat kesabaran yang tinggi dan senang menolong orang lain demi kenyamanan dan kebutuhan orang tersebut. Kebaikan dan ketulusan tersebut akan menarik simpati banyak orang dan bisa menjadi pintu bagi kesuksesan seorang bertipe PENOLONG

Kunjungi juga :
Blog Motivasi
Blog Kesehatan
Blog Teknologi